Membilas setelah dicuci adalah proses yang perlu jika Anda menggunakan deterjen. Dalam kondisi modern, mesin cuci melakukan semua pencucian, pembilasan, dan pemintalan secara otomatis, tetapi tidak semua ibu rumah tangga menggunakan pencucian mekanis secara konstan.
Pembilasan harus dimulai dengan air hangat, dan diakhiri dengan air dingin, tetapi suhunya harus sedikit lebih rendah dari suhu kamar, jika tidak tangan Anda tidak akan tahan lama dalam air es. Mengapa lebih efisien? Faktanya adalah bahwa di bawah pengaruh air panas selama pencucian, serat-serat kain membengkak, berubah bentuk. Jika mereka tidak terjepit ke keadaan biasanya di bawah pengaruh air dingin, kain akan cepat aus, dan di samping itu, setelah pengeringan, benda itu mungkin menjadi ukuran atau bentuk yang tidak biasa. Tetapi agar proses pemulihan menjadi selembut mungkin untuk kain, perlu untuk mendinginkan air selama pembilasan secara bertahap: pertama membuatnya hangat, dan membuatnya lebih dingin dengan setiap perubahan air berikutnya. Selain itu, dengan bantuan air dingin, zat sabun lebih baik dikeluarkan dari kain.
Mengapa ini terjadi?
Orang dapat memahami proses ini hanya dengan mempertimbangkan mekanisme aksinya di tingkat molekuler. Selama pemanasan, energi kinetik molekul air tumbuh, setiap tetes individu tampaknya sedikit diratakan dan dikurangi ukurannya, dan serat-serat jaringan diregangkan, menjadi bengkak dan lentur. Pada saat ini, molekul air sabun panas jauh lebih mudah menembus struktur serat dan membawanya bersama bagian-bagian yang melekat pada kotoran. Tetapi banyak dari mereka tetap dalam struktur kain dan tugas air dingin ketika membilas akan menghilangkannya dari sana.
Ketika air dingin mempengaruhi jaringan setelah air panas, tetes-tetes dari bentuk yang pipih kembali cenderung menjadi bulat, kembali ke keadaan semula, karena energi kinetik dari setiap molekul berkurang. Pada saat yang sama, serat-serat kain ditekan kembali dan butiran-butiran sabun muncul, dan kain itu dicuci dengan baik dan menjadi bersih dan segar.
